Sabtu, 03 Desember 2011

Tentang Dia

Detail          : Tentang Dia
Penulis        : Moammar Emka
Penerbit      : Gagasmedia
Terbit           : 13 Februari 2005
ISBN                : 976-3600-54-3
Isi                   : 130 halaman

            Sebuah novel Moammar Emka berjudul tentang dia yang bercerita tentang cinta, tentang seseorang, tentang harapan dan tentang kehilangan. Novel ini diangkat dari salah satu cerpen karya Melly Goeslaw yang juga difilmkan Rudy Soedjarwo dan di bintangi Sigi Wimala, Fauzi Baadilla dan Adinia Wirasti.
            Novel ini bercerita tentang seorang laki-laki yang bernama Randu menyukai seorang perempuan yang bernama Gadis, tatapi teman se-kampusnya yang bernama Wirda menyukai Randu. Randu selalu mengejar-ngejar Gadis. Tetapi Gadis tidak pernah menghiraukan Randu. Dia selalu teringat kenangan pahit yang dialami masa lalunya. Randu mengetahui semuanya, dia tidak ingin Gadis mengingat masa lalunya.
            Gadis memiliki sahabat baru yang bernama Rudi. Semua itu bermula ketika Gadis mengendarai mobilnya dan tidak sengaja menabrak Rudi. Gadis berusaha meminta maaf. Lama-lama mereka semakin akrab. Rudi dan Gadis saling berbagi cerita. Jika ada masalah Gadis selalu bilang kepada Rudi. Sekejap Gadis tidak teringat masa lalunya ternyata dia teringat kembali.
            Karena tiga hari Gadis tidak masuk kampus, Randu jadi khawatir dan memutuskan untuk pergi ke rumah Gadis. Rumah Gadis sedang mati lampu dan dia tidak ada di rumah. Yang ada di rumah hanya Adi dan pembantunya. Pada saat itu Adi mengetik dengan laptop milik Gadis di ruang makan. Lalu telepon berbunyi. Telepon itu ditujukan kepada Adi. Adi mengangkat telepon sedangkan Randu duduk sendiri. Matanya lalu tertuju kepada folder GOD yang ada di desktop. Dia mengeklik dan membacanya. Setelah dia membaca, tiba-tiba lampu rumah Gadis menyala. Randu segera menutup folder itu. Setelah Adi kembali, Randu pamit pulang.
            Keesokan harinya, Randu mencari-cari Rudi karena, sewaktu dia membaca folder GOD dia menemukan nama Rudi. Dia pikir Rudi yang selalu menyita waktu Gadis. Dia berusaha mencari Rudi ternyata dia selalu salah orang.
            Gadis duduk sendiri di atas bangunan. Tiba-tiba rudi muncul dari tangga bawah. Rudi menanyakan keadaan Gadis yang terlihat sedih. Rudi berusaha untuk menenangkan Gadis. Ternyata Gadis marah. Karena dia kira Rudi itu lesbi. Rudi sangat kecewa dan meninggalkan Rudi. Akhirnya Gadis sadar dan mengejar Rudi dengan mobilnya. Rudi terus berlari. Mobil Gadis muncul dari belakangnya. Gadis menghentikan mobilnya dan segera menyusul Rudi. Wirda dan teman-temannya melihat Gadis di pinggir jalan. Lalu wirda dan teman-temannya turun dari mobil dan menghampiri Gadis. Wirda menganggu Gadis. Akhirnya mereka bertengkar tiba-tiba Rudi datang dan langsung menghajar Wirda. Gadis mendorong tubuh Rudi. Lalu Rudi berlari. Gadis berlari menyusul Rudi. Gadis bertanya tentang kebenaran bahwa Rudi bukanlah seorang lesbi. Karena Rudi diam saja. Gadis menyebrang jalan. Lalu Rudi berteriak kepada Gadis ternyata Gadis tidak mendengarnya. Karena kesal, Rudi langsung pergi.
            Pada malam hari, hujannya sangat deras Rudi pulang dari tempat kerjanya. Dia berlari dan berhenti di bawah pohon. Dia membuka tas dan mengambil buku catatannya. Dia membuka bukunya dan fotonya terbang terbawa angin ke jalan. Rudi mengambil foto itu dan sekejap dia meninggal karena tertabrak mobil.
            Pagi hari Gadis bangun pagi, mengambil secangkir air putih dan menyalakan televisi. Ada berita kecelakaan tabrak lari. Dia terus memandangi foto korban yang ada di televise. Tiba-tiba Gadis menangis karena foto itu adalah foto Rudi. Tetapi di berita nama yang disebutkan bukan Rudi melainkan Dara Nurtanti nama asli Rudi. Randu juga melihat berita itu di kantin. Dia mengenali wanita itu. Karena dia pernah mengunjungi ruko tempat Rudi bekerja.
            Siang hari Gadis langsung pergi ke ruko milik Pak Dibyo. Setibanya dia bertemu Pak Dibyo. Tanpa di beri pertanyaan Pak Dibyo langsung menceritakan kepada Gadis. Pak Dibyo memberikan buku catatan milik Rudi. Gadis menerimanya dan dia pulang. Tak lama kemudian Randu datang ke ruko itu. Di kamar, Gadis membaca semua catatan milik Rudi. Dia menangis.
            Pagi harinya Gadis pergi ke atas bangunan tempat yang biasanya dia kunjungi bersama Rudi. Gadis membawa se-kardus pesat kertas dan menerbangkannya satu persatu.
            Novel ini memberikan contoh jika kita mengalami masa lalu yang menyakitkan janganlah terlalu dipikirkan karena dapat menjadi beban pikiran dan membuat kita hilang kendali. Satu lagi sayangilah orang yang selalu dekat dan menyayangimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar